Your IP is....




Most of my post in this blog are reposting, so please...
Protected by Copyscape Online Plagiarism Tool
Do not copy again...

Friday, November 12, 2010

Tugas Tulisan Bebas Pengantar Bisnis (23-10-2010)

Belajar Hidup Mandiri
Definisi umum dari hidup mandiri adalah hidup tanpa bergantung dari pertolongan orang lain. Jadi untuk dapat belajar hidup mandiri, kita tidak boleh terlalu bergantung pada orang lain, kita dituntut untuk dapat mengurus diri kita sendiri. Dalam kehidupan sehari - hari, kita dapat menerapkan cara hidup mandiri mulai dengan mengerjakan tugas, memasak, membersihkan rumah tanpa menunggu orang lain yg melakukannya. Jika kita dapat menerapkan cara hidup mandiri ini dalam kehidupan kita, maka pasti kita akan menjadi seorang yang sukses di masa depan.

Hidup Bahagia Dengan Berwirausaha (Kisah Deden Arfianto)
Bukti besarnya peluang sukses dari bisnis bumbu masakan, sudah tidak dapat diragukan lagi. Salah satu orang yang telah sukses dengan racikan bumbu instan adalah Deden Arfianto. Dengan memanfaatkan peluang yang ada di sekitarnya, pria lulusan D3 Akutansi Perbanas angkatan 1986 ini berhasil mendirikan sebuah perusahaan bumbu instan yang beromset hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya.
Bermodalkan hobinya yang suka makan, pada tahun 1999 Deden memulai usaha bumbu instannya. Dengan modal mesin pinjaman serta dana kurang dari 50 juta, pria campuran Jawa dan Sunda ini  memproduksi aneka tepung bumbu dan bumbu racikan masakan padang, serta bumbu balado yang banyak diminati masyarakat.
Saat itu Deden sengaja memilih aneka bumbu tepung sebagai produk andalannya, karena masyarakat cenderung suka dengan gorengan. Hal itu dijadikan Deden sebagai peluang untuk memasarkan produknya. Dan ternyata prediksi Deden tidak salah, dalam 3 tahun saja usahanya sudah berkembang pesat yang semula hanya home industry berhasil menjadi PT. Diva Mitra Boga Tama yang beromset ratusan juta. Dengan dibantu 3 orang sales, produk Deden yang saat itu masih menggunakan kemasan plastik dengan tempelan stiker bernamakan DIVA berhasil memperoleh 10 pelanggan.
Pemasaran produk Divaboga pun dilakukannya dengan menjajaki konsumen dari orang – orang terdekatnya, termasuk teman – teman dan kerabatnya yang diminta untuk mencoba produknya. Setelah memperoleh respon positif dari orang – orang terdekatnya, Ia pun mulai mempromosikan produknya pada masyarakat luas dengan membidik ibu – ibu sebagai target utama. Tak jarang Deden dan pekerjanya mempromosikan produk dengan berdemo masak dihadapan ibu – ibu arisan. Hasilnya pun lumayan, penjualan produk bisa mencapai 70 sampai 100 kg.
Dari usahanya yang dulu hanya dibantu tiga orang sales, kini perusahaan yang memproduksi Divaboga dan MitraQu telah berkembang menjadi perusahaan besar dengan pekerja lebih dari 50 orang. Berbagai macam produk bumbu seperti crispy batter breader, hot batter breader, sambal balado seasoning, tepung bumbu mendoan, dan tempura flour berhasil Ia prduksi dan laris manis dipasaran. Tak heran lagi jika Deden berhasil mengantongi omset ratusan juta rupiah setiap bulannya, dengan memproduksi kurang lebih 60 ton bahan baku bumbu instan per bulan. Produknya yang dijual seharga Rp 9.000,00 sampai Rp 12.000,00 telah merambah ke berbagai supermarket dan agen, bahkan sudah berhasil merambah pasar luar negeri seperti New Zealand.
Sumber : bisnisukm.com

Hidup  Bahagia Dengan Berwirausaha (Kisah Ibu Hj. Rubiyah)
Salah satu profil wanita hebat dalam dunia bisnis adalah Ibu Hj. Rubiyah Sardjono. Seorang ibu rumah tangga yang mampu menjalankan bisnis bengkel motor yang tidak biasanya dijalankan para ibu rumah tangga. Namun Ibu empat anak ini mampu menghasilkan keuntungan yang sangat besar, dari peluang usaha bengkel motor. Usahanya yang dimulai dari nol, kini berhasil dikembangkan dengan system franchise dibawah brand “ Motor X-Tra “ yang kini telah memiliki 30 outlet bengkel di berbagai kota besar.Kisah sukses Ibu Hj. Rubiyah Sardjono diperoleh dengan jerih payah beliau yang patut kita contoh. Beliau pernah mencoba beberapa ide bisnis, sebelum memutuskan untuk menjalankan bisnis bengkel motor yang dijalaninya saat ini. Berawal dari seorang ibu rumah tangga yang pernah menjalankan bisnis salon dan rias pengantin di Surabaya pada tahun 1984 selama lima tahun. Kemudian beliau terpaksa berganti bisnis lain dibidang katering untuk perusahaan dan kantor  selama tiga tahun di Jakarta, karena suaminya dipindahtugaskan di Jakarta. Namun bisnis tersebut juga harus diakhiri, karena suaminya kembali dipindah ke Surabaya.
Setelah berada di Surabaya, pada tahun 1993 Ibu Hj. Rubiyah memulai usaha bengkel motor dengan nama U.D Waru Agung Motor Group, dengan menerima segala perbaikan maupun servis motor roda dua. Usaha tersebut ternyata dapat diterima masyarakat dengan respon pasar yang sangat baik. Dari besarnya perkembangan bisnis bengkel yang ada, pada tahun 1995 didirikanlah bengkel AHASS yang pertama dimiliki Ibu Hj. Rubiyah.  Tak lama dari pendirian bengkel AHASS yang pertama, Beliau berhasil membuka bengkel AHASS yang kedua dan ketiga.Keberhasilan yang telah diraih Ibu Hj. Rubiyah tidak membuat beliau kemudian berhenti mengembangkan bisnisnya.  Dengan berkembangnya ide untuk mengembangkan usaha bengkel, ibu rumah tangga yang lahir pada tanggal 1 Desember 1959 membuat konsep pelayanan one stop servis dengan nama “ Motor X-Tra ”. Layanan one stop servis yang ada pada bengkel Motor X-Tra, menggabungkan pelayanan servis, ganti oli dan suku cadang, serta salon cuci motor yang tersedia di satu tempat. Dengan konsep bisnis bengkel one stop servis Motor X-Tra yang matang, kini usaha bengkel tersebut telah dikembangkan dengan system franchise.
Sistem franchise yang memiliki prospek bagus menarik minat para franchisor untuk bekerjasama, maka tak heran jika kini bengkel motor X-Tra telah tersebar hampir diseluruh kota yang ada di Indonesia. Kisah sukses profil wanita dibalik kesuksesan bengkel motor X-Tra, dapat dijadikan salah satu inspirasi bagi kita dalam mencoba sebuah bisnis. Karena dunia bisnis tidak mengenal perbedaan gender.
Sumber : bisnisukm.com

Hidup Bahagia Dengan Berwirausaha (Kisah Bpk. Mudiarjo)

Siomay kang cepot berdiri sejak tahun 1987, penemu racikan Siomay Kang Cepot sendiri adalah Bapak Mudiarjo. Dari tahun ke tahun pak Mudi sapaan akrabnya, selalu mencoba mengolah dan memastikan rasa yang khas untuk Siomay Kang Cepotnya. Namun keberhasilan usahanya itu, tidak diraih tanpa kerja keras.

Sejak kecil, Pak Mudi yang dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana ini sudah membantu keluarganya mencari makan sendiri. Hingga menginjak usia remaja, beliau ikut orang ke Bandung untuk berjualan siomay. Setelah mendapatkan pembelajaran tentang berjualan siomay, pak Mudi kembali ke Purbalingga kampung halamannya pada saat acara pemilihan lurah. Lalu beliau mencoba meminjam modal kepada lurah yang terpilih untuk membuka usaha, alhasil beliau mendapat pinjaman sebesar Rp 250 ribu. Dengan modal pinjaman tersebut, pak Mudi gunakan untuk membeli gerobak lengkap dengan peralatannya. Dari situlah, pak Mudi mulai berjualan siomay dan usahanya pun mulai berkembang, hingga beliau dapat melunasi pinjaman modalnya. Namun usahanya itu tak jarang pula sepi pembeli, maka untuk menambah penghasilan sesekali pak Mudi menarik becak.

Pada tahun 1987, atas ajakan dari temannya, lelaki kelahiran Banjarnegara 51 tahun ini mencoba peruntungan dari berjualan siomay di Kota Yogyakarta. Di Jogjapun beliau berjualan siomay sembari menarik becak dan menjadi buruh tani. Semuanya pak Mudi lakukan demi menghidupi istri dan enam anaknya. Selain di Jogja, beliau pun sempat berjualan siomay di Pekalongan, Semarang dan Solo. Namun pada tahun 1994 akhirnya pak Mudi beserta anak dan istrinya mengontrak sebuah rumah di Jogja untuk tempat tinggal sekaligus sebagai tempat berjualan siomay. Mulai tahun 1994 tersebut, beliau tidak lagi berjualan siomay keliling dengan menggunakan gerobak.

Kini kita dapat menjumpai Siomay Kang Cepot di Jl. Kaliurang KM 8,5 Dayu Sinduharjo Ngaglik Sleman. Jika dulu pak Mudi menamai usahanya dengan Siomay Super, setelah memiliki tempat sendiri, beliau memberi nama usahanya  “Siomay Kang Cepot”, nama kang Cepot sendiri diambil dari nama salah satu ikon wayang golek dari Bandung Jawa Barat yang sudah sangat khas itu.Untuk meracik adonan dan bumbu siomay Pak Mudi sendirilah yang mengerjakannya, namun apabila beliau sedang sakit, maka karyawannya yang membantu membuatnya. Siomay yang dijual Kang Cepot ada 2 jenis, biasa dan spesial. Dikatakan spesial karena full tengiri yang rasanya sangat yummi. Siomay rebus dan goreng ia jual Rp 1000/ biji, sedangkan untuk siomay super / tengiri, ia jual dengan harga Rp 2.500/biji. Selain itu juga ada tahu, kubis/kol, pare, telur rebus yang dijual Rp 1000/bijinya. Pembeli pun dipersilahkan untuk memilih sendiri menu siomaynya. Kini, Siomay Kang Cepot pun mulai dikenal masyarakat Jogjakarta. Pak Mudi pun kini sudah bisa mengkaryakan 15 orang dengan upah Rp 600ribu sampai Rp.900 ribu. Diantara karyawannya bahkan ada yang sudah 11 tahun membantunya membangun usaha tersebut. Siomay Kang Cepot buka setiap hari pukul 9 pagi hingga 10 malam, ia mengaku rata-rata omsetnya mencapai Rp 4 juta/hari. Dari usahanya itu pula, beliau bisa menyekolahkan dua putranya di fakultas Kedokteran di Solo dan Purwokerto.

Dengan latar belakang pendidikan yang hanya kelas 1 SD, pak Mudi mempunyai tekad besar agar dapat menyekolahkan putra-putrinya hingga jenjang yang lebih tinggi. Beliau sangat yakin bahwa Tuhan-lah yang mengatur rizki, pak Mudi tidak pernah takut bersaing dengan beberapa orang yang membuka usaha sama dengannya. Bahkan ada salah satu mantan karyawannya yang bisa sukses dengan membuka usaha yang sama yaitu berjualan siomay. Namun diakuinya, omset tempat usahanya tetap stabil.

Dalam memimpin karyawanpun, beliau mengaku tidak pernah mematok target omset dan sebisa mungkin mengayomi karyawannya. Resepnya adalah sabar kalau punya karyawan. Usahanya tersebut diakuinya tidak menggunakan resep khusus. Beliau hanya berpedoman untuk menjual semurah mungkin, aman dikonsumsi dan alami. Bahkan pak Mudi pun sangat selektif dalam memilih bahan baku.

Sumber : bisnisukm.com

Seandainya Saya Menjadi Pemilik Perusahaan...
Jika (seandainya) saya adalah pemilik dari salah satu usaha yang ada di atas, maka saya akan mencoba sebaik mungkin untuk terus berinovasi dalam mengembangkan usaha tersebut, dan membuat usaha itu menjadi lebih dan lebih besar lagi, bila perlu hingga mencapai skala industri. Dengan begitu maka akan semakin terbuka banyak lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar yang akan mengurangi jumlah pengangguran. Dan sebagai pemilik perusahaan yang baik maka saya juga akan membayar pajak dan menjauhkan KKN dari perusahaan yang saya pimpin.
 

No comments:

Post a Comment